Ketua Bidang Organisasi Syarikat Islam Mengundang Diskusi Wakil Ketua Umum DPP GERINDRA

Redaksijakarta.com-Jakarta| Meningkatnya eskalasi geopolitik di kawasan menarik perhatian organisasi serumpun Syarikat Islam untuk menggelar diskusi seputar Amendemen UUD dan kabar terbaru laut Cina Selatan.

Gelaran diskusi tersebut di inisiasi oleh PERISAI dan SESMI dengan mengundang organisasi serumpun lain nya seperti SEMMI, SEPMI & Wanita Perisai.

Acara diskusi ringan tersebut turut mengundang Nara sumber, Ferry Juliantono, Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri LT Syarikat Islam yang juga Wakil Ketua Umum DPP GERINDRA.

Chandra Halim selaku Ketua bidang Organisasi DPP Syarikat Islam mengatakan bahwa obrolan ringan terkait pro kontra usulan amandemen Undang Undang Dasar 1945 perlu menjadi kajian bagi Seluruh Kaum muda Syarikat Islam yang tergabung di semua organisasi serumpun SI.

Bacaan Lainnya

“Amandemen UUD ini menarik, oleh karenanya saya memanggil semua organisasi serumpun SI untuk hadir dan memulai melakukan pembahasan ringan agar setiap anggota organisasi tahu tentang isue terkini terkait Pro dan kontra amandemen UUD”. Ungkap Chandra.

Sementara itu terkait kondisi laut Cina Selatan, Ferry Juliantono menjelaskan kondisi latihan perang gabungan terkini di laut Cina Selatan yang juga di ikuti oleh Indonesia.

“Latihan Perang Gabungan di Laut China Selatan yang diikuti oleh Angkatan Laut Amerika, Jepang, India, Australia. Belakangan TNI Angkatan Laut mengirim kapal perang ikut bergabung dalam latihan Perang yang diinisias i Amerika.” ujar Ferry Juliantono.

Kepada peserta diskusi Ferry mengatakan, Latihan Gabungan di Laut China Selatan bisa diterjemahkan sebagai sinyal yang dikirim oleh Pentagon kepada pemerintah China atas klaim penguasaan atas Laut China Selatan.

“Kabarnya kapal-kapal perang yang terlibat Latihan Gabungan tersebut melakukan manuver dan lalu lalang persis dihadapan Pangkalan Militer China di Kepulauan Spratly.

Pilihan lokasi Latihan Perang dan manuver yang dilakukan kapal-kapal perang dari berbagai negara didepan mata tentara angkatan laut China atau People’s Liberation Army Naval Air Force (PLANAF) jelas merupakan provokasi yang disengaja.

“Sejauh ini infonya PLANAF atau Angkatan Laut China tidak terprovokasi oleh manuver kapal-kapal perang. Kita tidak membayangkan kalau China terprovokasi dan meladeni dengan membalas manuver kapal-kapal perang disana. Jika itu terjadi Pasifik bisa kembali jadi medan perang,” lanjut Ferry.

Selain situasi di Laut China Selatan, masuknya China sebagai salah satu investor di Afghanistan pasca kemenangan Taliban juga menjadi perhatian peserta diskusi. Apa sebenarnya yang mendorong China mau menanamkan modalnya kepada Taliban mengusik banyak orang.

“Kemenangan Taliban merebut kekuasaan di Afghanistan mengundang kekhawatiran banyak negara. Termasuk China yang berbatasan Bu langsung dengan Afghanistan dan Pakistan. Kemenangan Taliban menambah pekerjaan rumah China selain isu Uighur yang sudah membuat mereka kerepotan,” pungkas Ferry.

Pos terkait