Pemilu 2024 Juga Milik “non-Jawa”

oleh : Arvindo Noviar

Redaksijakarta.com-Jakarta| Selain Jawa, Bangsa Melayu juga adalah Bangsa yang besar. Itu pula yang disadari oleh para pemuda-pemuda revolusioner yang melahirkan Bangsa Indonesia di tahun 1928. Mereka menggunakan bahasa melayu sebagai sumbangan terbesar terhadap bahasa penyatuan; bahasa Indonesia. Maka sudah sepatutnya kekuasaan dipergilirkan. Demokrasi pancasila harus dikembalikan ke khittahnya. NKRI dengan perwujudan defragmentasi natural juga harus mulai digulirkan dengan determinan. Partai Rakyat akan mendukung siapapun calon Presiden (muda) yang lahir dari Bangsa Melayu–––terutama jika dia memiliki nasab dari para sultan di masa lampau. 

Sudah hampir 100 tahun Indonesia dipimpin oleh Suku Jawa. Dan Indonesia tidak menuju kegemilangan juga. Suku dan Bangsa lain juga punya hak yang sama. Ada baiknya kita dewasakan Bangsa Indonesia dengan mempergilirkan kekuasaan. Saya paham dengan sistem pemilu yang ”one man one vote” dan PT 20% pembicaraan ini masih sebatas takhayul. Tapi bolehlah kiranya ruang diskusi dibuka dan dimulai. Amerika sudah mendobraknya dengan memberikan kesempatan kepada Obama (kulit hitam) naik tampuk kekuasaan. Pada gilirannya Indonesia juga harus memulainya. 

Indonesia itu Aceh sampai Papua. Berbagai Suku Bangsa. Saya sebagai orang yang dari Melayu juga bercita-cita diberikannya kesempatan yang sama kepada segenap Suku Bangsa di Indonesia. Mari kita uji. Munculkan tokoh-tokoh keren dengan pemikiran yang sundul langit dari seantero Indonesia. Kita tidak kekurangan tokoh yang punya kualitas seorang Presiden. 

Bacaan Lainnya

Demokrasi harus dikembalikan ke titik pijak, sistem pemilu harus dikembalikan ke tangan orang-orang yang memiliki hikmat kebijaksanaan. Selain membuat polarisasi di tingkat rakyat, pemilihan langsung “one man one vote” hanya menyuburkan oligarki di tiap tingkatan. Termasuk Presidential threshold harus 0 persen agar bursa calon Presiden di 2024 lebih variatif, bukan hanya wajah-wajah usang yang menjenuhkan.

Pos terkait