Radikalisme dan Terorisme Ancaman Baru Bagi Generasi Z Indonesia, Gagas Nusantara Ingatkan Masyarakat Untuk Waspada.

Jakarta, 28 November 2021—Tak bisa dipungkiri, implikasi yang dibawa oleh kemajuan teknologi informasi abad 21 tak selamanya positif. Maraknya konten-konten negatif yang lalu lalang di media sosial membuat cemas banyak pihak. Pornografi, prostitusi, hate speech hingga konten bermuatan radikalisme dan terorisme turut mengambil ruang dalam media sosial.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Boy Rafli Amar secara gamblang menyoroti fenomena tersebut. Maraknya konten-konten kebencian dan anti Pancasila yang diseberaluaskan di media sosial—adalah sesuatu yang patut dicemaskan oleh banyak pihak. Menurut Boy Rafli, Konten-konten tersebut berpotensi mempengaruhi pola pikir masyarakat, khususnya generasi muda yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas atau sederajat.

Kecemasan dan kekhawatiran Kepala BNPT, Komjen Pol Boy Rafli Amar di atas ditanggapi serius oleh Direktur Gagas Nusantara, Dinal Gusti. Menurutnya generasi muda belia yang masih duduk dibangku SMA/Sederajat adalah elemen paling rentan terpapar oleh diskursus atau konten-konten Radikalisme dan Terorisme.

“Secara Psikis, pelajar-pelajar yang duduk di bangku SMA/Sederajat relatif masih tergolong rentan atau mudah terpengaruh oleh wacana-wacana radikalisme dan terorisme yang berseliweran di Media Sosial. Dikarenakan mereka masih berada dalam tahap transisi menuju kedewasaan. Kita yang sudah tergolong dewasa punya andil untuk membina adik-adik kita ini agar tak terseret ke pusaran Radikalisme maupun Terorisme.” Tutur Dinal.

Bacaan Lainnya

Momentum hari Guru Nasional 25 November 2021 lalu menurut Dinal adalah momentum yang pas untuk menyuarakan hal tersebut. Guru dalam hal ini menurutnya tak selalu berarti mereka yang mengajar di Sekolah, namun Guru juga bisa diartikan mereka yang memiliki kapasitas untuk mengarahkan dan juga membina.

“Momentum Hari Guru Nasional sangat pas untuk membaca persoalan radikalisme dan terorisme yang potensial mengancam generasi muda, khususnya mereka yang masih duduk di bangku SMA. Guru yang ada di Sekolah tentunya punya peran besar mengarahkan murid-muridnya, namun lingkungan seperti Keluarga dan pergaulan luar juga punya kemampuan untuk mengarahkan dan membina adik-adik kita ini. Jangan sampai mereka salah pergaulan.” Tegas Dinal.

Perkembangan Teknologi modern memberikan pengaruh besar pada derasnya arus informasi dunia. Medium komunikasi antar manusia semakin canggih dari hari ke harinya. Hal ini menurut Sekretaris Gagas Nusantara, Deni Wahyudi memberikan manfaat dan juga kerugian bagi penggunanya.

“Di abad digital ini, ruang sosial yang sebagaimana kita pahami telah berevolusi dengan sangat cepat dan canggih. Media sosial menjadi primadona baru yang diminati oleh banyak manusia di belahan dunia manapun. Pengguna internet di Indonesia sudah mencapai angka 202 Juta. 80 persennya adalah pengguna aktif. Dan sebagian besar mereka adalah Generasi Milenial dan Generasi Z yang masih duduk di bangku Sekolah (SMA).” Tutur Deni

Deni menyebut dominannya pengguna media sosial dari kalangan Milenial dan Z sudah seharusnya menjadi fokus Nasional. Gambaran Generasi muda (Milenial dan Z) hari ini menurutnya sangat menentukan Wajah Masa Depan Bangsa ini.

“Peran Generasi Milenial dan Z sangat dominan di media sosial. Hal ini tentu sangat baik mengingat mereka adalah kelompok aktif dan produktif—namun khusus bagi Generasi Z—hal tersebut harus disertai atau diimbangi dengan filter yang kuat, agar mereka tak terpengaruh oleh konten-konten yang diproduksi oleh kelompok Radikal dan Teroris yang berpotensi mendegradasikan wajah masa depan Nasional. Tentu hal ini harus dijadikan fokus bersama.” Tegas Deni.

Lain hal menurut Ketua Bidang Pendidikan Gagas Nusantara, Muhammad Putera Fajar. Dalam kesempatan yang berbeda (28/11/2021) dirinya menilai Pemerintah, dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) memilik peran besar untuk mengantisipasi dan memitigasi gejala-gejala radikalisme dan terorisme khususnya di Media Sosial.

“Kita sudah kaji dan pelajari persoalan radikalisme dan terorisme yang telah mengekspansi media sosial Indonesia. Terlebih pengaruh Pandemi Covid-19 secara de facto turut mengekalasi pertumbuhan pengguna medsos di Indonesia dan juga dunia. Kondisi ini tentunya menguntungkan bagi kelompok radikal dan teroris untuk melancarkan serangan melalui konten-konten propaganda yang anti Pancasila. Kita percaya BNPT mampu antisipasi dan memitigasi hal tersebut, namun dengan catatan.” Tegas Fajar.

Fajar Putera menilai upaya-upaya persuasi atau sosialisasi yang digencarkan oleh Pemerintah, dalam hal ini BNPT kepada generasi Muda memang memiliki peran yang cukup besar. Namun menurutnya hal itu tak cukup bila tidak diimbangi dengan sistem yang mampu mengarahkan perilaku-perilaku generasi muda (Gen Z) agar tak terjebak oleh konten-konten berbau radikal dan teror.

“Kita mengikuti terus perkembangan BNPT dalam soal upaya Deradikalisasi di kalangan Generasi Muda (Gen Z). Persuasi dan edukasi untuk selamatkan generasi muda dari ancaman radikalisme dan terorisme itu sangat penting. Narasi memang harus dilawan dengan narasi. Namun untuk mereka yang tergolong rentan (Gen Z), mereka harus terlindungi oleh suatu sistem yang mampu mengarahkan pola pikir dan tindakan mereka.” Tegas Fajar.

Di akhir kesempatan ini, Dinal Gusti memberikan keterangan tambahan bahwa upaya BNPT dalam mengantisipasi fenomena-fenomena radikalisme dan terorisme dalam versinya yang digital harus didukung penuh oleh semua pihak. Menurutnya Pancasila adalah ideologi yang tak memberikan ruang bagi kelompok intoleran dan radikal.

“Kita dukung penuh upaya BNPT untuk mengantisipasi gejala-gejala yang berpotensi jadi ancaman baru bagi bangsa dan juga negara ini. Teroris dan radikalis dalam versi Digital adalah ancaman yang tak lagi laten hari ini. Mereka secara vulgar berani mentransmisi pesan-pesan provokatif di media sosial untuk menjauhkan generasi muda (Gen Z) kita dari Pancasila. Pada posisi ini kita punya tanggung jawab. Tak hanya BNPT. Pungkas Dinal mengakhiri sesi Wawancara.

Pos terkait