Menyoal Masa Depan PT Transjakarta di Era Yana Aditya

Penulis : Denni Wahyudi (Lintas Pemuda Jakarta) LPJ

Selang satu bulan pasca wafatnya Dirut PT Transjakarta, Sardjono Jhony Tjitrokusumo pada 3 Oktober 2021 lalu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menunjuk Mochammad Yana Aditya sebagai penggantinya. Yana Aditya resmi diangkat menjadi menjadi Bos Baru di PT Transjakarta tepat pada tanggal 8 November 2021.

Dalam dunia bisnis, Mochammad Yana Aditya diakui bukanlah orang baru. Namanya pernah tercatat sebagai Direktur atau CEO di berbagai Perusahan milik swasta ataupun negeri. Sebelum ditunjuk sebagai Dirut PT Transjakarta, dirinya sempat menjabat sebagai Direktur Utama di salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni PT Perikanan Nusantara pada Juni tahun 2019.

Namun karirnya memimpin sebagai orang nomor satu di PT Perikanan Nusantara tak berlangsung lama. Kurang lebih hanya setahun berkarir, Yana Aditya akhirnya dicopot jabatannya oleh Menteri BUMN Erick Thohir. Dirinya resmi diberhentikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN bernomor SK-232/MBU/07/2020.

Bacaan Lainnya

Dipilihnya Yana Aditya sebagai Dirut PT Transjakarta oleh Gubernur Anies Baswedan memang agak problematis. Pasalnya Yana Aditya dikenal tidak memiliki pengalaman mengurus dunia Transportasi. Namun satu hal yang barangkali bisa dijadikan acuan atau pertimbangan Gubernur adalah Leadership Yana Aditya yang malang melintang memimpin berbagai Organisasi bisnis atau Perusahaan. Tapi apakah itu cukup?

Di pundak Yana Aditya, PT Transjakarta diharapkan mampu membawa sejumlah perubahan. Meningkatkan pelayanan dan mengurangi resiko kecelakaan Bus Transjakarta adalah dua persoalan besar yang menuntut segera dituntaskan. Berdasarkan data, setidaknya dalam waktu 10 Bulan terakhir (Januari-Oktober), tercatat 502 Kecelakaan yang melibatkan Bus Transjakarta. Bila dirata-rata, artinya Bus Transjakarta mengalami 50,2 kecelakaan perbulannya atau—1,67 perharinya.

Belum genap sebulan menjabat, Yana Aditya dihadapi dengan masalah lama yang sering mengulang yakni : Kecelakaan Bus. Pada tanggal 2 Desember 2021 Bus Transjakarta menabrak Pos Polisi di Kawasan PGC, Cililitan, Jakarta Timur. Esok harinya, tanggal 3 Desember 2021, sebuah Bus Transjakarta menabrak separator jalan di depan Ratu Plaza, Sudirman, Jakarta Pusat. Tak cukup sampai disitu, pada tanggal 6 Desember 2021, tiga bus Transjakarta kembali terlibat kecelakaan dalam satu hari. Dan salah satu dari tiga insiden tersebut dikabarkan merenggut satu nyawa pejalan kaki.

Rentetan Kecelakaan Bus Transjakarta dalam beberapa hari itu akhirnya berujung dipanggilnya Yana Aditya oleh Komisi B DPRD DKI. Satu hal yang dipertanyakan oleh salah satu wakil rakyat dalam forum tersebut adalah menyoal tentang latar belakang atau pengalaman kerja Yana Aditya yang bukan di bidang Transportasi. Pertanyaan ini tentu sangat sah diajukan untuk melihat sejauhmana pemahaman seorang Yana Aditya dalam menghadapi dan menyikapi persoalan—hingga bagaimana Yana Aditya mencari solusi untuk mengurai persoalan yang dihadapi PT Transjakarta.

Dalam ilmu manajemen berlaku prinsip yang cukup umum didengar yakni : The right man on the right place (Orang yang tepat di posisi yang tepat). Prinsip ini cukup determinan dalam melihat perkembangan suatu organisasi atau perusahaan. Baik dan buruknya suatu organisasi sangat ditentukan oleh keahlian atau latar belakang pimpinan. Bila suatu organisasi bisnis tidak dipimpin oleh ahlinya, maka hasilnya bisa dipastikan buruk.

Sebelum Yana Aditya menjabat sebagai Dirut PT Transjakarta, Dirut terdahulu adalah seorang yang ahli dalam dunia transportasi (udara). Namun ternyata pengalaman itu pun ternyata tak cukup untuk mengeliminir kecelakaan bus transjakarta yang tinggi. 502 kali Bus Transjakarta terlibat kecelakaan dalam sepuluh bulan (Januari-Oktober 2021). Di balik angka itu tentunya ada kerugian materil yang dicatatkan—dan bahkan korban jiwa.

Lantas bagaimana dengan nasib PT Transjakarta di tangan Yana Aditya yang sama sekali tak punya pengalaman menata Dunia Transportasi Darat ini? Di bulan perdananya memimpin, tercatat sudah 6 kecelakaan terjadi dalam waktu yang berdekatan. Kita tentu perlu ragu dan cemas soal ini. Apakah hanya dengan bermodalkan leadership yang dipupuk bertahun-tahun memimpin banyak perusahaan, Yana Aditya mampu meningkatkan mutu pelayanan dan mengelimir angka kecelakaan yang sering dialami Bus kebanggan warga Jakarta tersebut?. (Red)

Pos terkait