Indonesia Maritime Student Gelar Diskusi Pertahanan Terkait Perang Russia Ukraina

Jakarta – Indonesia Maritime Student menyelenggarakan serial diskusi pertahanan dengan mengangkat tema, Dampak Invasi Russia Bagi Indonesia dan Potensi Perang Dunia ke III melalui meeting zoom. Dengan menghadirkan empat narasumber dari berbagai kalangan.(12/03/2022).

Acara kegiatan ini dihadiri oleh narasumber, Bonie Hargens dari Pengamat Politik, Zenzi Suhadi sebagai Direktur Eksekutif WALHI Nasional, Noer Fahriansyah Ketum KNPI dan Munadhil Abdul muqsith sebagai pascas RUDN University Moscow, Russia. 

Salim Wehfani sebagai Founder Indonesia Maritime Student dalam kesempatan membuka acara mengatakan bahawa diskusi yang sedang berjalan ada dua narasumber tidak bisa bergabung karena alasan waktu yang bentrok. Nanum kendati demikian dua narasumber tampak hadir dengan kesiapan mengisi materi diskusi tersebut.

Di sesi penyampaian materi oleh narasumber pertama, munadhil Abdul muqsith sampaikan bahwa walaupun Rusia sudah invasi ke Ukraina menurutnya kini Rusia juga sedang mengalami musim dingin salju, Rusia juga sedang di tutup akses perdagangan padahal Rusia juga masih butuh expor gandum untuk mengunsumsi saat musim dingin Tiba, menurut nya bahwa tujuan perang Rusia ke Ukraina itu adalah bagian dari perang melawan oligarki politik barat/Nato dkk, juga perang melawan gerbong Narkoba yang bertahun-tahun masih berdar di Ukraina.

Bacaan Lainnya

Lanjut pemaparan materi ke dua oleh narasumber Boni Hargens sangat kecewa terhadap pemerintah Indonesia pasal menteri luar negeri retno marsudi belum mengutuk perang rusia terhadap ukraina, padahal sebelumnya ada sikap tegal dari global politik klausul nya adalah kemanusiaan.

Mestinya sikapi dengan serius oleh pemerintah Indonesia, pasal nya indonesia adalah pemasok gandum,besi,baja,kakao,minyak, terbesar untuk indonesia khawatir nya bisa terjadi kelangkaan komuditi,bahkan bisa terganggu di sektor pasar modal,Harapannya  indonesia harus punya resolusi konflik punya bargening posision dalam perdamaian dunia,

Menurut nya Dubes indonesian di ukraina sudah keluar dari kantor kedutaan, dubes dan pemerintah  tidak transparan, pasalnya wni disana tidak dapat perlindungan,  jika dubesnya sudah  ditinggal kan, karna katanya  yang ada disana hanya orang tua dan beliau sudah lama tinggal disana katanya,Terakhir indonesian harus belajar banyak dari  Konflik, pungkasnya.

Salim sangat berharap bahwa Indonesia tidak boleh mengutuk keras tindakan Rusia ke Ukraina, yah kita masih punya hubungan bilateral yang baik dengan kedua Negara, sedangkan sejarah Indonesia dan Rusia suddh di bangun sejak pemerintahan orde lama di bawah komando ir Soekarno, mestinya semangat Besar founding father ini kita wujudkan dalam kehidupan internasional, cukup menawarkan resolusi perdamaian bukan turut andil dalam mengecam apalagi  invasi militer, ini adalah perilaku negara yang tidak mengenal historis jika kecaman keras di keluarkan oleh pemerintah Indonesia. Dan jika kecaman itu di lakukan kita bisa pastikan hubungan Indonesia dan Rusia bisa renggang, pasal Indonesia bisa masuk dalam perangkap  gerbong Blok barat, sedang Indonesia sendiri tidak masuk dalam blok saat perang dunia ke II.

Walaupun  pro dan kontra soal perang Rusia  jika dI bandingkan invasi, Israel ke Palestina, Nato dan Amerika Serikat di Timur tengah,  Afrika dll. Tidak dipersoalan oleh Dewan Keaman PBB. Saya pikir sangsi yang di keluarkan oleh  PBB dan dunia internasional kepada Rusia tidak adil, tidak ada perlakuan yang sama di dunia internasional untuk  keadilan.(red)

Pos terkait