Bertemu Jokowi di Istana, BEM Batavia Pertanyakaan Idealisme Ketum PB HMI Raihan Ariatama

Jakarta – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) BATAVIA mengkritik maksud kedatangan kelompok Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) ke Istana. 

Apalagi kedatangannya sekadar untuk audensi bertemu Presiden tentu tidak patut di tengah penderitaan rakyat yang sebenarnya menggantungkan harapan kepada organisasi yang mengklaim dirinya kader umat untuk bersikap kritis menjadi penyeimbang (ceks and balances) terhadap pemerintah.

“Mana idealismenya Ketua Umum PB HMI ini, rakyat berharap anda kritis bukan malah datang ke istana ngapain coba, benar istilah buya Syafi’e Maarif ini yang disebut idealisme musiman tak tahan banting, harusnya PB HMI bersikap kritis, fungsi anda ceks and balances kontrol itu pemerintah jadilah oposisi karena sekarang koalisi udah gemuk,” kata Bandi Lee kepada media di Jakarta, Sabtu (26/3).

Lebih lanjut Bandi juga mempertanyakan keberpihakan Ketua Umum PB HMI terhadap rakyat yang seharusnya satu tarikan nafas dan satu barisan berada digarda terdepan dalam mengkritisi kebijakan pemerintah ketik kebijakan itu merugikan dan tak berpihak terhadap kepentingan rakyat.

Bacaan Lainnya

“Kalau Ketua Umum PB HMI datang ke istana kan mustahil kritis lagi, lalu kepada siapa lagi rakyat berharap padahal aktivis mahasiswa ini kan harapan rakyat satu barisan dan satu tarikan nafas membela kepentingan rakyat dan kritis terhadap kebijakan yang menyimpang dan merugikan rakyat,” jelasnya.

Bandi menganggap kedatangan Ketua Umum PB HMI itu jelas-jelas menggadaikan idealisme demi keuntungan pragmatisme segelintir elit, apalagi pertemuan itu dibungkus dengan kalimat audensi membahas program Rumah Kebangsaan, Ibu Kota Nusantara (IKN) dan terkait stabilitas harga bahan pokok.

“Bagi saya ini pertaruhan idealisme sebagai aktivis jangan gadaikan ke istana, posisi kita sebagai mahasiswa harus kritis dan reaktif, kalo benar kita kawal tapi kalo salah kita kritisi luruskan, nah Ketua Umum PB HMI ini ketemu kan bilangnya audensi itu kan biar keren membahas IKN rumah kebangsaan dan stabilitas harga bahan pokok, ini kan live service,” imbuhnya.

Untuk itu, Bandi meminta Ketua Umum PB HMI bersikap kritis terhadap kebijakan pemerintah yang tak berpihak kepada rakyat sembari menjalankan fungsi sebagai agen of change dan agen kontrol dengan harapan sirkulasi kepemimpinan nasional tegak lurus dan tidak bengkok.

“Mahasiswa ini kan agen of change agen perubahan dan agen kontrol, kita pelopor perubahan dan kita harus kiritisi kalo ada kebijakan tidak pro rakyat, tujuannya supaya kekuasaan ini berjalan lurus”, ujarnya.

Ia juga meminta Raihan Ariatama untuk mundur dan dipecat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) menyusul sikapnya dinilai telah menciderai kader HMI Se Indonesia dan masyarakat Indonesia.

“Reihan Ariatama telah mencederai nilai-nilai organisasi, jika Pendiri HMI (Lafran Pane) masih hidup bakal menangis melihat kelakuan Ketu Umum PB HMI ini”, tutupnya (Z)

Pos terkait