Perkumpulan Masyarakat Singkawang Gelar Seminar Sejarah Etnis Tionghoa dan Bangsa Indonesia

Foto: Turut pula hadir Prof. Dr. K.H. Said Aqil Siradj sebagai Pemateri dan Fuidy Luckman, BSc., SH., MBA., MM. sebagai Moderator, serta Lay Irianto selaku Ketua Umum Perkumpulan Masyarakat Singkawang dan Sekitarnya (PERMASIS).

Redaksi Jakarta – Perkumpulan Masyarakat Singkawang dan Sekitarnya (PERMASIS) melakukan Seminar Nasional Budaya Tionghoa dan Kebangsaan yang dihadiri oleh masyarakat umum terkhusus mayoritas masyarakat asli Singkawang dan Sekitarnya yang tinggal di Jakarta. Kegiatan yang dilaksanakan di Hao Di Fang, TM Season City, Jakarta Barat. (03/12/2022).

Turut pula hadir Prof. Dr.  K.H. Said Aqil Siradj sebagai Pemateri dan Fuidy Luckman, BSc., SH., MBA., MM. sebagai Moderator, serta Lay Irianto selaku Ketua Umum Perkumpulan Masyarakat Singkawang dan Sekitarnya (PERMASIS).

Ketua Umum PERMASIS, Lay Irianto dalam hal ini menyampaikan ucapan terimakasih yang begitu besar kepada Prof. Dr. K.H. Said Aqil Siradj yang sudah berkenan menjadi narasumber tunggal.

“Semoga seminar ini menjadi berkah dalam kehidupan berpancasila dan bhinneka tunggal ika yang berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia”, papar Lay Irianto Ketua Umum PERMASIS.

Bacaan Lainnya

Fuidy Luckman selaku Moderator membuka sesi seminar ini dengan membuka sejarah etnis Tionghoa dan Bangsa Indonesia dan mengajak para audiens untuk sejenak refleksi historis yang membangun peradaban Indonesia melalui etnis Tionghoa.

Prof. Dr. K.H. Said Aqil Siradj dalam hal ini menyampaikan mendukung penuh sinergitas budaya dan Tionghoa. Beliau juga menyampaikan ayat-ayat suci Al-Qur’an yang menyampaikan bagaimana menghargai perbedaan dan mampu membangun peradaban dan budaya sehingga menjadi komunitas yang  bernilai dan bermatabat.

lanjut Said Aqil Siradj menyorot sejarah Tionghoa dan Keislaman di Tionghoa maupun di Indonesia. Makam-makam Sahabat Nabi Muhammad SAW di Tionghoa menjadi bukti ada ikatan histrois kuat antara etnis Tionghoa dan Keislaman di Indonesia serta penanaman multikultularisme.

Beliau mengajak para audiens Multikulturalisme mencakup suatu pemahaman, penghargaan serta penilaian atas budaya seseorang, serta suatu penghormatan dan keingintahuan tentang budaya etnis orang lain.

K.H. Said Aqil Siradj juga dalam kesempatan ini mengajak untuk tetap menjaga keharmonisan antara etnis, suku dan budaya, karena manusia mempunyai motivasi dalam menciptakan iklim persaudaraan hakiki yang dan berkembang atas dasar rasa kemanusiaan yang bersifat universal, dan pada dasarnya seluruh manusia di dunia adalah bersaudara.

Beliau  juga berharap PERMASIS tidak menjadi komunitas yang menawarkan doktrin Agama, ditambah dengan ingin memasuki tahun politik 2024, berharap PERMASIS tetap menjadi komunitas berbasis agen sosial, dan agen perubahan.

Di akhir sesi, Fuidy Luckman selaku moderator menutup kegiatan dengan menyampaikan pesan kesimpulan seminar nasional kebudayaan tionghoa dan kebangsaan untuk tetap menjaga sinergitas dan melestarikan budaya Tionghoa dalam membangun peradaban dan kemanusiaan di Indonesia yang sesuai dengan sila ke-5, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Acara ditutup dengan sesi foto bersama antara Prof. Dr. K.H. Said Aqil Siradj dengan Fuidy Luckman bersama pengurus PERMASIS beserta seluruh peserta seminar nasional kebudayaan tionghoa dan kebangsaan.(red)

Pos terkait