Diskusi Golkar Instute Tantangan Perubahan Iklim di Indonesia

Ir. Sarwono Kusumaatmadja mengatakan bahwa pada hari ini juga bertepatan dengan Hari Nusantara.

Redaksi Jakarta – Kegiatan Golkar Institute (GI) Executive Education Program For Young Political Leaders 10 memasuki hari kedua (Selasa 13 Desember 2022, Pukul 09.30-11.30 Wib) di DPP Golkar Slipi Jakarta Barat.

Pemateri hari ini yaitu Ir. Sarwono Kusumaatmadja, (Menteri Negara Lingkungan Hidup 1993-1998) dengan tema Tantangan Perubahan Iklim di Indonesia.

Ir. Sarwono Kusumaatmadja mengatakan bahwa pada hari ini juga bertepatan dengan Hari Nusantara. Hari Nusantara diperingati setiap tanggal 13 Desember. Hal ini merupakan perwujudan dari Deklarasi Djuanda yang melalui deklarasi tersebut, Indonesia merajut dan mempersatukan kembali wilayah dan lautannya yang luas menjadi kesatuan yang utuh dan berdaulat.

Presiden Abdurrahman Wahid (Gusdur) mencanangkan hari Nusantara pada tahun 1999 dan dikukuhkan melalui Keprres No.26/2001 oleh Presiden Megawati. Hari nusantara sebagai penegasan bahwa Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Sayangnya, potensi sumberdaya kelautan Indonesia belum digarap secara maksimal.

Bacaan Lainnya

Wawasan nusantara sebagai cara pandang bangsa Indonesia terhadap rakyat, bangsa, dan wilayah NKRI yang meliputi darat, laut, dan udara di atasnya sebagai satu kesatuan.

Wawasan nusantara dan pengetahuan iklim. Indonesia mempunyai beberapa contoh potensi sumber daya laut dan maritim yang perlu dikembangkan. Laut merujuk pada sumber daya alam dan wilayah, maritim merujuk pada kegiatan diatas.

 By Research (hamparan sumberdaya alam laut dan pesisir dengan keanekaragaman hayati terkaya di dunia adalah suatu wilayah yang kemudian dinamakan Coral Reef Triangle. By Condition yaitu sejak tahun 2007 Indonesia mengambil inisiatif untuk menjalin kerjasama dengan 6 negara yang menjadi lokasi geografi Coral Reef Triangle (Indonesia, Malaysia, Filipina, Timor Leste, Papua Nugini dan Kepulauan Solomon). Sebagai bagian dari inisiatif tersebut, Indonesia juga membangun sekretariat Coral Triangle Initiative di Manado Sulawesi Utara.

Inisiatif dan kepemimpinan Indonesia sepantasnya dilakukan dalam rangka kerjasama multilateral menyangkut Coral Reef Triangle karena 65% luasan wilayah Coral Reef Triangle berada di wilayah Indonesia. Di bulan Mei 2009 dilangsungkan pertemuan tingkat menteri dari negara-negara  C6 di Manado yang menghasilkan perumusan program konservasi pesisir dan laut di kawasan Coral Reef Triangle. Ada salah satu penemuan yaitu temuan terumbu karang dengan daya tahan terumbu karang terhadap efek perubahan iklim yang tergantung dari keutuhan terumbu karang tersebut.

Hal penting lainnya adalah: (1) Coral Reef Triangle merupakan pusat pemijahan sebagai spesies ikan pelagis yang punya nilai yang ekonomi yang penting; dan (2) Kawasan Coral Reef Triangle adalah tempat mengalirnya arus secara permanen dari samuder pasifik ke samudera hindia. Kebijakan umum mengenai pengendalian perubahan iklim adalah: (1) Tindakan korektif; (2) Kovergensi kebijakan; (3) Perlakuan seimbang antara adaptasi dan mitigasi; (4) MRV (Monitoring, Reporting, dan Verivication); (5) Kolaborasi; dan (6) Tracking.

 

 Pesan-pesan untuk peserta GI Young Political Leaders 10 yaitu pentingnya: (1) Memahami sejarah adalah penting untuk merencanakan masa depan; (2) Khusus tentang Deklarasi Djuanda dan Wawasan Nusantara yang menarik adalah bahwa konsep tersebut secara konsisten didukung melewati rezim-rezim politik yang berbeda, mulai dari deklarasi aprlementer, demokrasi terpimpin, era orde baru, era reformasi hingga saat ini dan perlu dijamin keberlanjutannya; (3) Mengembangkan kebijakan berbasis pengetahuan/science tapi juga berbasis kultural termasuk kearifan tradisional; dan (4) Pendekatan pengetahuan itu tidak hanya sekedar bersifat science based tetapi juga harus mencakup kearifan tradisional. Tutupnya.(red)

Pos terkait