Kiprah Anak Desa Menjadi Manager di Usia Muda

Maulidya Wahyu Ramadhani.

Redaksi Jakarta – Maulidya Wahyu Ramadhani atau yang kerap disapa Lidya Umami, perempuan kelahiran Paya Bakung (sebuah desa di Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara) pada 7 Februari 1996. Lidya merupakan alumni dari Program Studi Manajemen konsentrasi Pemasaran (Fakultas Sosial Sains) di Universitas Pembangunan Panca Budi (UNPAB) Medan.

Saat ini ia sedang dalam tahap menyelesaikan studi di Magister Manajemen UNPAB. Perempuan berusia 26 tahun ini memiliki hobi bernyanyi yang ditandai dengan seringnya ia membagikan hasil video rekaman bernyanyi dan aktif di media sosial miliknya seperti Tiktok @urgoodteacher dan Instagram @lidyaumamii. Ia juga tertarik pada bidang public speaking dan corporate context. Saat SMA perempuan berzodiak Aquarius ini menyukai modelling dan pernah sekolah model.Hard working girl pantas disematkan untuknya.

Awal mula berkarir dimulai ketika menjadi mahasiswi S1 di semester 2 dengan bekerja (sekitar 3 tahunan) di salah satu perusahaan importir milik pengusaha di medan (jam kerja 08:15-17:00 WIB) sedangkan waktu kuliah di malam hari (jam 19:00-21:30 WIB), awal mula Lidya mengenal Infinity karena perusahaan importir ini menggunakan jasa Infinity dalam hal pengiriman barang, karena sering berkomunikasi dengan Customer Service-nya untuk impor furniture dari Malaysia ke Belawan terutama terkait Delivery Order, maka terbinalah hubungan baik dan ketika Customer Service tersebut akan resign, ia merekomendasikan Lidya ke atasannya untuk menggantikannya, dan saat interview tidak begitu sulit dikarenakan sudah memiliki pengalaman kerja sebelumnya.

Saat bekerja di perusahaan importir, memandang Infinity itu “wow”, gimana cara masuknya, pengen banget kerja disitu dan gak menyangka juga bisa jadi bagian dari Inifinity, senang sekali karena kerjanya pakai bahasa inggris, sudah menjadi impian sejak kecil bisa berbahasa inggris, cita-cita dulu ingin menjadi Menteri Luar Negeri atau Menteri Perdagangan, tetapi sudah bisa masuk Infinity pun sudah sangat senang dan bersyukur sekali karena setiap hari bisa menggunakan bahasa inggris untuk berkomunikasi. Tuturnya.

Bacaan Lainnya

Kini perempuan ini mengisi posisi Top Management di PT. Infinitindo Logistik Medan. Sebuah holding company dari Infinity Logistics dan Transport Sdn Bhd Malaysia yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Transportasi. Di Indonesia, Infinity mempunyai 3 (tiga) cabang di kota besar yaitu Infinity Logistindo Indonesia (Jakarta), Infinity Logistics Indonesia (Surabaya), dan Infinitindo Logistik Medan (Medan).

Infinity adalah perusahaan macan Asia yang terdapat di Malaysia, Thailand, Bangladesh, Vietnam, India, dan Indonesia. Selain di bidang jasa, perusahaan ini juga mempunyai manufaktur yang memproduksi flexibag (sebuah packaging besar yang bisa memuat 24 tons bahan cair) dengan nama Infinity Bulk Logistics Sdn Bhd di Malaysia.

Dibalik hasil yang telah diraih sekarang, ternyata perjalanan karirnya tidaklah mudah, semua dimulai dari nol, dimana ia harus belajar local system dan adaptasi dengan partner di luar negeri, beruntungnya Infinity sangat terbuka untuk generasi millenial yang memiliki potensi dan keinginan kuat untuk belajar.

Banyak hal yang ia pelajari dari Infinity seperti: how to handle customer, emotional question serta english for business yang didapat dari Infinity.

Menjadi profesional perlu waktu dan untuk mencapai posisi ini diperlukan 4 (empat) tahun.

Selama berkiprah di Infinity ini, akhirnya mengetahui bagaimana proses barang itu sampai di tempat kita.

Barang jadi yang sampai di tempat kita melalui proses yang sangat Panjang, apalagi kalau misalnya barangnya impor, dari proses pabrikan dikemas, booking space kapal, stuffing ke dalam kontainer, dan sampai ditujuan harus melalui proses bea cukai dan lainnya.

Setelah container sudah tiba di tujuan pun tidak bisa langsung sampai ditangan kita, kontainer tersebut diturunkan dari kapal dan di pindahkan ke Container Yard (Pelindo) dengan ada pembayaran dan lainnya, barulah bisa di trucking ke Gudang pemilik barang.

Kemudian dari situ barulah barang bisa di distribusikan ke masyarakat. Sehingga kita bisa membeli produk itu (misalnya pulpen) untuk sampai ke meja kita. Luar biasa prosesnya, dan itu semua diketahui setelah bekerja di Infinity dan pasti masyarakat tidak akan sadar tentang hal ini. Ujarnya.

Kemudian di zaman pandemi (2 tahun lalu), semua perusahaan mengalami collapse dan mengeluh, tetapi di bidang logistik tidak ada, tidak ada penurunan, walaupun sekarang ada impact, walaupun tidak begitu besar, karena semua orang perlu untuk mengirim barang.

Saat masa Covid-19 merebak, terdapat barang dari Indonesia yang bernama  Gliserin (sebagai bahan baku untuk membuat Hand Sanitizer), kita ekspor ke China dengan beberapa kontainer, jadi sepertinya tidak akan mati yang namanya logistik ini, karena semua aspek butuh logistik. Semua yang ada di sekitar kita butuh pengiriman untuk sampai di lokasi kita. Tukasnya.

Perempuan yang suka makan Bakso ini juga punya kiprah di bidang politik, ia merupakan kader Partai Golongan Karya (Golkar) dan bagian dari DPD Partai Golkar Sumatera Utara. Ini pengalaman dan lucu sekali, menjadi peserta Golkar Institute Batch 10 kemarin, hanya sedikit pengetahuan politiknya, karena memang tidak interest terkait politik, saat diwawancarai Panitianya, saya menjawab ikut Golkar Institute untuk belajar, karena direkrut sama DPD Partai Golkar Sumatera Utara itu bukan karena pintar politik, tetapi karena aktivis sosial. Bisa mengumpulkan banyak orang, dan mungkin mereka interest. Saya mau belajar politik dan mencari tokoh politik yang bisa dicontoh dan sangat terkesima ternyata di Golkar Institute banyak sekali orang-orang yang berkompeten untuk dijadikan contoh. Dari situlah berusaha pelan-pelan untuk belajar politik, walaupun saat ini belum berkeinginan jadi anggota DPR atau Caleg dikarenakan harus belajar dan mengasah kemampuan.

Mungkin suatu saat bakal nyaleg, kita tidak tahu kedepannya. Harus tetap belajar dari tokoh-tokoh yang disukai, karena dari situ pasti akan mendapat pengetahuan dan termotivasi untuk terus belajar dengan berproses dan persiapan yang baik. Ujarnya.

Di aktivitasnya yang begitu padat, ia juga aktif di kegiatan keagamaan yaitu sebagai Founder dan Ketua Yayasan Pendidikan Darussalam Thariqat Naqsabandiyah Al-Khodiliyah di Desa Paya Bakung, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, sebuah yayasan non profit yang bergerak di bidang Agama, Pendidikan Nonformal dan Sosial. Kegiatan di yayasan ini yaitu belajar Thariqat, belajar tentang bagaimana zikir itu sebenarnya dan khusus bagi yang mau ikut pengajian saja.

 

Kita juga memberikan pendidikan nonformal gratis kepada masyarakat setempat di bidang bahasa Inggris (bahasa Inggris yang basic), karena rata-rata masyarakat desa tidak bisa berbahasa Inggris, memang sudah ada pelajaran bahasa Inggris di sekolah, tetapi hanya sekedar lewat saja, kegiatan ini agar anak-anak desa tetap bisa bersaing di kota, biasanya anak desa ini sering terpinggirkan, anak desa harus bisa bersaing agar dapat privillage dari sekitar, makanya salah satu yang paling penting adalah kemampuan berbahasa inggris, karena kalau ingin bekerja dengan salary yang bagus semuanya harus bisa bahasa inggris, seperti di Bank jika ingin mengisi posisi penting tertinggi harus bisa bahasa inggris.

Jadi ketika anak-anak didik pintar berbahasa inggris, ketika ada kesempatan bekerja yang mengharuskan bisa bahasa inggris, maka bisa diberikan rekomendasi dari yayasan. Rata-rata yang belajar anak-anak yang kurang mampu, dan banyak  Aktifis Sosial yang membagikan makanan, alat tulis, dan lainnya ke Yayasan tersebut, kita Sebut nya LPD. Untuk pengajar saya sendiri dan teman-teman lainnya, jadi teman-teman mengajar secara sukarela, tetapi tidak setiap hari. Sekarang karena sibuk, mengajarnya seminggu hanya 2 kali, atau 1 kali, kalau dulu seminggu bisa 4 kali. Ujarnya.

Pesan saya bagi generasi muda lainnya yang berjuang dalam mewujudkan mimpi dan cita-cita ditengah keterbatasan dan tantangan itu gampang saja: harus punya role model, saya dari kecil suka Agnes Monica, ngomongnya blasteran, kadang campur inggris, wah keren banget, dia juga confident.

Jadi ketika kita menyukai sesuatu pasti kita akan menirunya dan berjuang ingin seperti dia, hingga akhirnya melakukan kegiatan apa saja yang mensupport itu seperti ambil kursus. Kalau secara pribadi, ikut kursus bahasa inggris dari SD sampai SMA. Tetapi sampai saat ini saya tetap belajar, belajar, dan terus belajar. Meskipun kuliah di Ekonomi, tetapi juga tertarik pada bidang social, literatur, bahasa, dan komunikasi, jadi paket komplit deh. Tutupnya.

Citizen Reporter: Muhammad Haris Zulkarnain (MHZ).

Pos terkait