Gen-Z dan Millenial di Ranah Politik

Maulidya Wahyu Ramadhani
Maulidya Wahyu Ramadhani, S.E (Alumni Golkar Institute Batch X).

Redaksi JakartaKontestasi politik di Indonesia kerap disebut sebagai pesta demokrasi atau pesta rakyat yang meriah, megah, dan gegap gempita. Dalam pelaksanaan pesta demokrasi pastinya menuju pemilihan di tahun 2024 akan ada partisipan anak muda didalamnya. Ketertarikan anak muda akan politik menjadi hal yang utama karena pemilih muda diproyeksikan mendominasi pada pemilihan umum 2024.

Anak muda tengah mengalami proses pencarian, untuk itu diperlukan wadah yang se-inklusif mungkin untuk mencurahkan ide-idenya, dan partai poltiik merupakan pilihan tepat yang seharusnya menjadi tempat ternyaman untuk anak muda dalam mengemukakan ide-idenya.

Kegiatan politik oleh anak muda diharapkan bukan hanya sekedar gimmick tetapi penuh dengan kesadaran akan pentingnya politik.

Dan hanya ada satu partai politik di Indonesia yang mampu memberikan kesempatan belajar politik bagi kaula muda dari berbagai latar belakang. Partai yang menjadi fasilitator ruang belajar politik yaitu: Partai Golongan Karya (Golkar).

Bacaan Lainnya

Partai Golkar merupakan partai tua tetapi minat anak muda untuk bergabung sangatlah besar. Kecenderungan ini dipicu oleh ide Airlangga Hartarto yang mendirikan Sekolah Politik dan Kebijakan Publik (SPKP) yang bernama Golkar Institute.

Suatu kebijakan yang memang ramah akan anak muda yang dapat mendongkrak popularitas dan inovasi baru. Sehingga hal ini membuat Golkar siap berkolaborasi dalam meningkatkan potensi anak muda.

Partai Golkar merangkul, mendidik, dan mencerdaskan rakyat agar bertanggung jawab menggunakan hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Golkar telah mendapatkan kedudukan dan peranan yang nyata, menjadi kekuatan inti dalam pembaharuan dan pembangunan bangsa.

Sebagaimana visi Partai Golkar adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang bersatu, berdaulat, maju, modern, damai, adil, makmur, beriman dan berakhlak mulia, berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, dan bermartabat dalam pergaulan dunia.

 Berdasarkan data dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) jumlah penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 318,9 juta jiwa pada tahun 2024. Dari jumlah itu, sebanyak 21,73 juta penduduk berusia 15-19 tahun. Sebanyak 21,94 juta penduduk berada di rentang usia 20-24 tahun. Kemudian, penduduk berusia 25-29 tahun dan 30-34 tahun masing-masing sebanyak 21,73 juta orang dan 21,46 juta orang. Sebanyak 21,04 juta orang berada di rentang umur 35-39 tahun.

Centre for Strategic and International Studies (CSIS) pun memperkirakan bahwa Pemilu 2024 akan didominasi oleh generasi Gen Z dan Millenial yang berada di rentang usia 17-39 tahun. Berdasarkan hasil survei CSIS, jumlah kedua generasi tersebut mendekati 60% dari total pemilih.

Yang menjadi kendala adalah adanya anak muda yang apatis, karena mereka tidak menemukan apa yang menjadi gaya hidup, diskusi, dan style di partai politik.

Hadirnya Golkar Institute sebagai solusi keterpurukan politik anak muda dan memberikan ruang serta kesempatan untuk para calon pemimpin muda agar lebih melek dan berpartisipasi, sehingga yang menentukan siapa pemimpin di semua level kontestasi politik adalah anak muda.

Bagi saya, untuk generasi muda yang baru berkiprah di dunia politik untuk membekali diri dengan mental yang kuat, bangun integritas dan lengkapi dengan wawasan yang luas karena politik merupakan rangkaian kebijakan publik yang berpengaruh di setiap lini kehidupan. Jadi bukan hanya sekedar retorika, tapi diisi dengan narasi substansi yang memadai.

Penulis: Maulidya Wahyu Ramadhani, S.E (Alumni Golkar Institute Batch X).

Pos terkait