Hadir Membawa Perubahan, Bukan Beban

Muhammad Nur Kelrey (MNK).

Redaksi Jakarta – Marwah mahasiswa dan eksistensi aktivis masih diperhitungkan dalam setiap detak perjalanan Bangsa ini. Adapun aktivis kerap diartikan sebagai pilihan buat mahasiswa yang ingin berpolitik setelah lulus.

Juga, ditafsirkan sebagai orang yang memperjuangkan visi misi sesuai dengan kepentingan organisasi. Poin-poin tersebut memang benar adanya, namun bila ditelaah secara seksama mengikuti perkembangan zaman, tidak bisa hanya dimaknai dalam dua poin itu saja, lantaran  hal itu bagian daripada sistem berpikir usang.

Lho kenapa? Karena sejauh ini menurut hemat saya,  kebanyakan masih saja tinggal dalam sistem pemikiran ber-aktivis dengan cara-cara jadul.Dibayang-banyangi pakem lama dalam mereproduksi struktur, program kerja, dan hal-hal terkait lainnya.

Jadi, kita masih saja berkutat dalam asumsi tentang apa yang benar, tepat sesuai pandangan masa masa silam yang hakikatnya telah tergilas waktu dan perkembangan zaman.

Bacaan Lainnya

Revolusi Mental Aktivis

Aktivis termasuk juga anak muda jangan bisanya cuman mengkritik, namun kritikan perlu dibarengi dengan solusi yang objektif. Sehingga kehadiran sebagai alat kontrol sosial di tengah Republik ini benar sejalan dengan proses demokrasi karena ada timbal balik.

Jadi perlu saya tekankan kembali bahwa, sesungguhnya tumpuan eksistensi Bangsa ini ke depan, bukan pada pengkritik, namun ada di tangan anak muda yang kreatif dan inovatif.

Pandangan saya ini bukan hanya ucapan bias belaka, namun semangat ini jauh sebelumnya telah digaungkan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo. Yakni, Revolusi Mental, yang juga diketahui sebagai suatu gerakan untuk menggembleng manusia Indonesia agar menjadi manusia baru, berhati putih, berkemauan baja, bersemangat elang rajawali, dan berjiwa api yang menyala-nyala.

Untuk itu, dalam hal ini penting juga menggaungkan Revolusi Mental Aktivis. Hal itu sangat diperlukan terutama dalam membangun cara pandang dan pola pikir, sehingga menghasilkan perilaku yang berorientasi pada kemajuan berbasis kreatif dan inovatif.

Saatnya HMI MPO Go Digital

Kita semua masih harus melakukan revolusi, namun dalam arti yang berbeda. Bukan lagi hanya fokus pada debat-debat dan kritik tanpa solusi. Tetapi, bagaiamana mengkonstruksikan cara pandang, pikiran, sikap, dan perilaku agar berorientasi pada kemajuan dan hal-hal yang modern, sehingga kehadiran dan sumbangsih aktivitas oraganisasi  turut memperlebar kapasitas bangsa menjadi sangat besar sehingaga terus berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Dalam rangka mengakselerasi kerangka pikir ber-aktivis kekinian dalam organisasi, termasuk organisasi saya bernaung, yakni Himpunan Mahasiswa Islam-Majelis Penyelamat Organisasi (HMI-MPO), kita memang tetap fokus pada esensi perjuangan utama. Seperti

kesetaraan pendidikan, hak-hak penegakan hukum, pelayanan kesehatan, kemanusian,  upaya menjaga keseimbangan lingkungan dll.

Tetapi itu saja tidak cukup. Dewasa ini zamannya sudah berbeda semua serba digital, tanpa berorganisasi pun semua bisa memperjuangan nilai-nilai tersebut.

Garis perjuangan konvensional sudah tidak relevan. Semua harus dituntut serba canggih dan mengikuti perkembangan teknologi.

Di sini lah dibutuhkan peran seorang pemimpin yang memiliki kekuatan skill leadership, kreatif, dan inovatif mengikuti perkembangan zaman. Jadi mampu merubah mindset yang sempit menjadi lebih luas.

Sebagai contoh, memanfaatkan teknologi yang semakin canggih. Yaitu dengan  mencanangkan program khusus melek tehknologi dengan melibatkan para ahli di bidangnya. Seperti memberikan pelatihan secara kontinyu kepada para anggota organisasi.

Jadi harus bisa menciptakan sebuah terobosan untuk membekali setiap anggota-anggota organisasi dengan keterampilan yang kekinian. Jika nihil langkah perubahan menyesuaikan kondisi sekarang, maka kejayaan itu bakal tergerus dengan sendirinya.

Muhammad Nur Kelrey (MNK) For Ketua Umum PB HMI MPO Periode 2023-2025

Pos terkait