Redaksi Jakarta – Ketua Umum Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha KAHMI (BPP HIPKA) Kamrussamad mengatakan pihaknya terus mendorong generasi muda berani menjadi pengusaha. Komitmen itu diwujudkan dengan menggelar pendidikan dan perekrutan ratusan aktivis HMI.
Kamrussamad dalam acara Pengukuhan Anggota Baru HIPKA angkatan I Tahun 2023 di Jakarta, Rabu, mengatakan kaum muda bisa mengabdi kepada bangsa dan negara melalui profesi tersebut.
Dalam rangka percepatan Penciptaan Wirausaha, Himpunan Pengusaha KAHMI (HIPKA) berkomitmen terus mendorong kaum muda Indonesia agar memilih jalan entrepreneur sebagai jalur pengabdian kepada bangsa dan negara. HIPKA memandang bahwa jumlah wirausaha Indonesia, masih sangat terbatas, hanya 3,18 persen.
“Angka itu jauh tertinggal dari negara ASEAN, yaitu Singapura 8,76 persen, Thailand 4,26 persen, dan Malaysia 4,74 persen,” kata Ketua Umum HIPKA Kamrussamad Anggota DPR RI Komisi XI Fraksi Gerindra.
“Karena itu, diperlukan gerakan civil society membangun sinergi dalam mewujudkan kekuatan wirausaha yang handal serta berdaya saing,” kata dia.
Disisi lain Kamrussamad menyatakan keinginannya menghadirkan lebih banyak konglomerat muslim di Indonesia, tepatnya pada 2045 nanti.
Menurut dia, Indonesia belum banyak memiliki konglomerat muslim. Hal itu yang akhirnya membuat dia yakin menetapkan loncatan besar ini.
“Kami menyadari tidak banyak konglomerat muslim di Indonesia dan HIPKA telah menetapkan loncatan besar itu dalam kurun 23 tahun ke depan, yaitu saat titik 100 tahun Indonesia merdeka tahun 2045.” katanya dalam acara Rakernas HIPKA di Jakarta Pusat, Kamis (9/2/2023).
Hadir dalam Pengukuhan tersebut Pengusaha Nasional HM Jusuf Kalla (wakil presiden 2014-2019), Purbaya Yudhi Sadewa (kepala LPS), Ririn Kadariyah (direktur utama Pusat Investasi Pemerintah), dan Ananta Wiyogo (direktur utama Sarana Multi Griya Finance). Sejumlah pengusaha, seperti Tubagus Farich, Soebandrio, Fahmi Idris, Mashudi, juga hadir memberikan pembekalan kepada Anggota Baru HIPKA.
Jumlah anggota baru HIPKA yang dikukuhkan mencapai 532 orang dari berbagai sektor bisnis dan klaster usaha yang berbeda. Mereka berasal dari 38 provinsi dari seluruh Indonesia.(red)
