Parah Kemenkes-BPOM Belum Mengucapkan Belasungkawa Kepada Keluarga Pasien GGAPA

Ilustrasi gangguan ginjal akut progresif atipikal (GGAPA).

Redaksi Jakarta – Ibu pasien gangguan ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) Desi Permatasari meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menunjukkan kepeduliannya.

Ibunda Sheena (5) itu berharap pemerintah datang langsung ke Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan meminta maaf kepada korban.

“Kami harapkan (Kemenkes dan BPOM)minta maaf, datang itu tidak perlu waktu lama, kami jelas ada di RSCM. Jadi kami berharap itu awal bentuk pertanggungjawaban mereka itu untuk datang ke rumah sakit melihat korban,” ujar Desi dalam diskusi publik di Sadjoe Resto & Cafe, Jakarta Selatan, Kamis (9/2).

Desi mengaku sempat datang ke DPR RI. Harapannya, Kemenkes dan BPOM datang ke rumah sakit. Tapi, hingga saat ini harapan itu belum juga terpenuhi.

Bacaan Lainnya

Dia menekankan keluarga pasien ingin melihat kepedulian pemerintah dengan hadir langsung memperhatikan kondisi pasien di rumah sakit.

“Tidak usah memikirkan dulu biaya ganti rugi atau segala macamnya itu mungkin perlu waktu yang lama. Tapi untuk datang tunjukkan kepedulian aja, Pak,” kata Desi.

Dia turut menyoroti kehadiran Kepala BPOM Penny K. Lukito di salah satu media Podcast sedangkan tak pernah menemui para pasien.

“Tapi untuk datang menemui korban untuk mengucapkan belasungkawa, turut berduka, itu ibu enggak bisa. Di mana hati nurani Ibu dan Bapak? Kami enggak minta macam-macam, kami minta peduli sama kami. Itu aja. Datang, bukan ke media,” imbuh dia.

Sebelumnya Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher menilai pemerintah kecolongan lagi soal kasus gagal ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) pada anak. Ia menilai, ditemukannya kasus baru GGAPA menandakan pemerintah tak serius. 

“Bahwa selama ini penanganan serta pengusutan kasus tersebut belum sampai ke akar-akarnya. Jika memang penyebab kasus baru ini adalah cemaran obat lagi, maka kita tidak bisa membayangkan berapa banyak obat tercemar yang beredar,” kata Netty dalam keterangan tertulis, Kamis (9/2/2023).

Senada juga Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati dengan tegas meminta pemerintah untuk bertanggung jawab dan menelusuri atas kasus Gagal Ginjal Pada Anak (GGPA) yang muncul kembali.

Sehingga, menurutnya, pemerintah harus hadir dan melihat rakyat yang terdampak secara langsung agar dapat menyelamatkan generasi bangsa karena merekalah calon-calon pemimpin di masa depan.

“Apapun penyebabnya pemerintah harus bertanggung jawab. Apakah karena obat ataukah karena faktor lain dan pemerintah harus hadir menyelamatkan generasi bangsa dan negara ini. Mereka adalah anak-anak bangsa yang seharusnya dilindungi dijaga dirawat dan dibimbing untuk menjadi pemimpin-pemimpin di masa depan,” ujarnya kepada Parlementaria setelah acara Dialektika Demokrasi di Gedung Nusantara III, DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (9/2/2023).

Pos terkait