Kemenlu: Kelompok Milenial jadi Target Pekerja Online Scam

Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha dalam pengarahan pers, Jumat (5/5/2023) di Jakarta.

Redaksijakarta.com – Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha membeberkan, berbagai target perekrutan pekerja online scam (penipuan online). Yaitu, diantaranya dari kelompok milenial, berusia muda, bahkan berpendidikan formal.

“Yang disasar kalau unprosedural (tidak berprosedural) ke Kuala Lumpur itu yang low skill (berketerampilan rendah), uneducated (tidak berpendidikan). Namun, yang online scam mereka menyasar golongan muda, kelompok milenial dan educated (berpendidikan),” kata Judha Nugraha dalam pengarahan pers, Jumat (5/5/2023) di Jakarta.

“Mereka punya background IT (teknologi dan informasi) yang yang baik. Bahkan, sudah lulusan S1,” ujarnya.

Modus perekrutan dilakukan melalui media sosial, dengan lowongan pekerjaan yang ditawarkan menjadi Customer Service bergaji USD1.000-1.200 perbulan. Agar semakin membuat calon pekerja tergiur, perekrut turut mencantumkan pelamar tidak diminta kualifikasi khusus.

Bacaan Lainnya

“Berangkat ke luar negeri tidak menggunakan visa kerja yang proper (sesuai-red) dari kedutaan besar asing di Jakarta, melainkan menggunakan bebas visa sesama negara ASEAN. Ini modusnya baik membiayai sendiri proses keberangkatan atau yang sudah disiapkan tiket,” kata Judha.

Sesampainya di negara tujuan para pekerja yang termakan bujuk rayu itu, langsung diberikan unit komputer. Kemudian, diajarkan cara melakukan penipuan secara online baik melalui media sosial maupun akun e-commerce dengan membuat akun palsu.

“Mereka diminta melakukan profiling target korbannya yang orang Indonesia juga dan akan lihat dari target profiling korban. Misal punya mobil dan rumah bagus, kemudian didekati kebanyakan menggunakan akun wanita dengan foto wajah yg menarik,” ucap Judha.

“Didekati kemudian setelah dekat barulah dilakukan scamming dan modus bermacam-macam bisa melaui investasi bodong, belanja online misalnya shopee belanja 1 juta cashback Rp200 ribu, belum dikirim sudah ditawari lg naik 10 juta. Terus, naik sampai puluhan bahkan ratusan juta, begitu ratusan juta akunnya langsung diputus dan lalu hilang kontaknya,” ujarnya.

Indonesia sendiri mencatat kasus online scam yang ditangani dalam tiga tahun terakhir mencapai1.841 kasus. Adapun negara-negara ASEAN yang dituju yaitu Myanmar, Kamboja, Thailand, Vietnam, Laos, dan Filipina.

Pos terkait