Dirgahayu Indonesiaku ke-78,Terus Melaju Untuk Indonesia Maju

Hari ini kami semua dari sabang sampai merauke telah sepakat bahwa Indonesia merayakan kemerdekaan, namun di balik kemerdekaan ini kami semua tahu bahwa ada proses yang amat panjang untuk merebut hal itu dari tangan para pejajah dari hal itu kami tahu perlu dan pentingnya merawat keutuhan yang sudah diperjuangkan oleh para founding father agar Indonesia tetap untuk sampai satu abad mendatang, kalau berkaca dan berkilas pada permasalahan negeri ini sudah amat banyak dan carut marut yang di pertontonkan oleh elite politik yang memangku kebijakan, kalau mau dibilang muak sebetulnya kami muak akan hal-hal itu, harapan besar kami anak negerimu adalah terciptanya sebuah utopis-utopis yang sehat dari berbagai macam kepentingan pribadi lewat politik yang sehat dan bersih.

Ada sebuah dialog yang menarik antara presiden Soekarno dengan Josip Broz Tito presiden Yugoslavia dan narasi ini tertuang dalam buku Dunia dalam genggaman Bung Karno karya Aris Sigit Prasetyo, jadi di sela-sela lawatan presiden Soekarno ke Yugoslavia menemui Josip untuk membahas diplomasi kedua negara membentukan gerakan non blok, namun setelah perbincangan itu ada sebuah point yang menarik saat Soekarno menanyakan apa yang kau tinggal kepada negaramu saat kamu sudah tiada? Jawaban Tito kala itu ialah mempersiapkan barisan militer yang kuat agar negara tidak terjajah, lalu berbalik bertanyalah Tito kepada Soekarno kalau bangsamu sendiri apa yang akan kau tinggalkan? Aku meninggalkan spirit Pancasila sebagai nilai way of life dalam berbangsa dan bernegara dan tertawalah Tito mendengar itu terucap dari mulut seorang Soekarno dan pada akhirnya Yugoslavia terpecah belah akibat meninggalkan militer sebagai jalan berbangsa dan bernegara.

Sumber : Istimewa

Melansir dari web Mensesneg yang mempublikasi tema dan logo milad 78 tahun Indonesia yang mempunyai arti secara garis besar melanjutkan regenerasi estafet yang tidak boleh terputus layaknya sebuah cabang olahraga yang terus melaju, hal ini menjadi sebuah pekerjaan yang berat apabila ada instrument yang tidak bisa sejalan dengan visi serta misi tersebut sebab pada muara akhirnya akan menghambat dan memperlambat gerak proses kemajuan, inilah sebuah cara atau strategi yang harus dimiliki oleh pemimpin selanjutnya harus berani mengambil kebijakan yang tetap untuk mengcut atau memotong penghambat itu.

Pola pikir globalisasi merupakan hal yang penting untuk menyongsong Indonesia agar terus melaju sebab perumpamaan ini merupakan spirit untuk mendobrak SDM yang unggul dan bermajuan dengan adanya sebuah kontestasi di kancah global Indonesia perlu menyiapkan peluru-peluru yang tajam untuk memiliki daya saing dengan negara-negara lain, salah satunya semangat belajar yang tidak boleh padam pada setiap insan anak bangsa dan amanat belajar ini tertuang pada amandemen dan pembukaan undang-undang dasar bahwa pendidikan itu harus massif dan merata sampai pelosok negeri.

Bacaan Lainnya

Pesan terakhir yang ingin penulis sampaikan adalah Indonesia tetap tumbuh dan berproses untuk mencapai Indonesia Emas pada tahun 2045, sebab apabila hal ini tidak dipersiapkan sejak dini akan menjadi bom waktu nantinya bagi Indonesia sendiri.

Jayalah Indonesiaku, selama dirgahayu negeriku ke-78

Salam cinta dari anak bangsamu

Robby Saputra Tonytus Aryanto

Ketua IMM DKI Jakarta Bidang Maritim dan Agraria

Pos terkait