PEMUDA PRODUKTIF KONTRUKSI ADAGIUM KEMERDEKAAN

Redaksi Jakarta – Bukan hampir, namun sekujur coretan peradaban sejarah tiap negara melibatkan pemuda. Pemuda memiliki karakter yang energik, namun sering di anggap tak cakap dalam pengalaman. Itu bisa, yang tak bisa adalah menyerah, nyerah jadi lokomotif, pemantik pengawasan.

Kaum tua biasanya tak menyadari bahwa kaum muda ingin membantu, karena sistem yang baik memerlukan ide yang inofatif dan tentunya kolaborasi. Anak bayi butuh orang tua untuk belajar berjalan, dan orang tuang butuh anak bayi untuk bermain, melepas lelah, dan suplemen hidup orang tua yang sudah tidak prima lagi.

Mumpung genap 78 tahun Indonesia merdeka, segeralah berwudhu kemudian rayakan.. Hai anak muda, kalau pemuda dulu gairah hendak untuk bersatu, sekarang saatnya untuk merayakan Indonesia tanpa ragu.

Rayakan dengan kemewahan terakhir yang kalian miliki, yaitu idiealisme dan heroisme. Hai anak muda bangun dari tidurmu, turun tangan, tabik berkarya menjawab semesta Indonesia dengan khidmat – beretika.

Bacaan Lainnya

Hai anak muda yang santun, takut bukanlah kamus pemuda, karena orang muda yang berorientasi pada kenyamanan dan wani piro adalah menua sebelum waktunya. Bagai temak, karena hidupnya hanya untuk betemak diri.

Hai anak muda, kalian adalah penerus bangsa, calon pemimpin. Berilah kami kaum muda ruang untuk bersama membangun bangsa, mentransformasikan ide-ide yang mungkin bisa menjadi solusi tanpa peduli risih, minimal lahan pengabdian. Karena kami juga akan menua. Sehingga kami bisa belajar pemimpin yang tulus-mulus sebagai pelayan.

Sayyid al quami khodimuhum” pemimpin suatu kaum adalah pelayan kaum tersebut, begitu bunyi sebuah adigium.

Pos terkait