Mengenal Museum Gajah, Pertama dan Terbesar di ASEAN

Tampak depan Museum Nasional atau Museum Gajah. (Foto: museumnasional.or.id/ist)

Redaksi Jakarta – Museum Nasional atau Museum Gajah di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat mengalami kebakaran, Sabtu (16/9/2023) pukul 20.00 WIB. Museum ini merupakan museum pertama dan terbesar di Asia Tenggara.

Museum Nasional Indonesia atau Museum Gajah adalah museum arkeologi, sejarah, etnografi, dan geogradi yang berada di Jakarta Pusat. Museum ini menjadi museum pertama dan terbesar di Asia Tenggara yang berdiri pada 24 April 1778.

Eksistensi Museum Nasional diawali dengan berdirinya suatu himpunan yang bernama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. Didirikan oleh Pemerintah Belanda pada tanggal 24 April 1778.

Himpunan itu merupakan lembaga independen yang didirikan untuk tujuan memajukan penetitian dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan. Khususnya dalam bidang-bidang ilmu biologi, fisika, arkeologi, kesusastraan, etnologi dan sejarah, serta menerbitkan hash penelitian.

Bacaan Lainnya

Salah seorang pendiri lembaga ini, yaitu JCM Radermacher, menyumbangkan sebuah rumah miliknya di Jalan Kalibesar, suatu kawasan perdagangan di Jakarta-Kota. Ia juga menyumbangkan sejumlah koleksi benda budaya dan buku yang amat berguna yang menjadi cikal bakal berdirinya museum dan perpustakaan.

Setelah rumah di Kalibesar sudah penuh dengan koleksi, Raffles selaku direktur memerintahkan pembangunan gedung baru. Yakni untuk digunakan sebagai museum dan ruang pertemuan untuk Literary Society (dulu disebut gedung “Societeit de Harmonie”).

Bangunan ini berlokasi di jalan Majapahit nomor 3. Sekarang di tempat ini berdiri kompleks gedung sekretariat Negara, di dekat Istana kepresidenan.

Jumlah koleksi milik BG terus meningkat hingga museum di Jalan Majapahit tidak dapat lagi menampung koleksinya. Pada 1862, pemerintah Hindia-Belanda memutuskan membangun sebuah gedung museum baru di lokasi sekarang, Jalan Medan Merdeka Barat No. 12 (dutu disebut Koningsplein West).

Gedung museum ini baru dibuka untuk umum pada 1868. Museum ini sangat dikenal di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya penduduk Jakarta.

Mereka menyebutnya “Gedung Gajah” atau “Museum Gajah” karena di halaman depan museum terdapat sebuah patung gajah perunggu. Patung itu merupakan hadiah dari Raja Chulalongkorn (Rama V) dari Thailand yang pernah berkunjung ke museum pada tahun 1871.

Mengingat pentingnya museum, pada tanggal 17 September 1962 Lembaga Kebudayaan Indonesia menyerahkan pengelolaan kepada pemerintah. Kkemudian menjadi Museum Pusat.

Akhirnya, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, No.092/ 0/1979 tertanggal 28 Mei 1979, Museum Pusat ditingkatkan statusnya menjadi Museum Nasional.

Kini Museum Nasional bernaung di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Museum Nasional mempunai visi “Terwujudnya Museum Nasional sebagai pusat informasi budaya dan pariwisata yang mampu mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan peradaban dan kebanggaan terhadap kebudayaan national, serta memperkokoh persatuan dan persahabatan antar bangsa”.

Pada 2001, tercatat ada 109.342 buah koleksi yang berada di dalam Museum Gajah. Dari jumlah tersebut, museum ini kemudian dikenal sebagai museum terlengkap di Indonesia.

Koleksi pun semakin bertambah, sampai pada 2006, jumlah koleksi museum telah melebihi 140.000 buah. Koleksi paling menarik di dalam museum ini adalah patung Bhairawa yang menjadi patung tertinggi di Museum Nasional (414cm). *(rj/red)

Pos terkait