Lemhanas: Data Intelijen Tidak Boleh Untuk Operasi Politik

Gubernur Lemhanas saat konferensi pers di gedung Lemhanas (Foto:Anto/RRI)

Redaksi Jakarta – Gubernur  Lemhanas Andi Widjajanto mengangap wajar jika Presiden Jokowi memiliki data intelijen  tentang situasi dan arah partai politik. Karena menurut dia, presiden adalah end user dari data intelijen.

Hal itu dikatakan Andi Widjajanto dalam konferensi pers ‘Menuju Kematangan Demokrasi Indonesia’, di gedung Lemhanas, Senin (18/9). Dalam acara itu Andi memaparkan sejumlah hasil kajian Lemhanas mengenai situasi terkini Indonesia.

Lebih lanjut Andi menjelaskan, Undang-undang No. 17 Tahun 2011 tentang Intelijen Negara, disebutkan bahwa presiden adalah pengguna akhir data intelijen. “Dan tentunya, data-data intel ini tidak bisa digunakan untuk melakukan operasi operasi politik,” ucap Andi.

Menurut dia, Indonesia harus belajar dari skandal “Watergate” yang dilakukan Presiden Amerika Serikat saat itu, Richard Nixon. Saat itu Nixon menggunakan aparat keamanan intelijennya demi kepentingan politik pribadinya maupun kepentingan Parpolnya.

Bacaan Lainnya

Dan Andi meyakini  presiden Jokowi tahu persis batasan demokratis untuk menggunakan data-data intel itu. “Saya rasa Presiden Jokowi tahu persis batas-batas demokratik yang harus digarisbawahi, pada saat presiden menerima laporan intelijen tersebut,” ucap Andi.

Operasi  intelijen, lanjutnya, tidak bisa berubah menjadj operasi operasi politik. Apalagi pada saat sistem demokrasi sedang berusaha kita kuatkan menuju konsolidasi dan kematangan demokrasi.

“Pak Jokowi memberi pesan kepada kami di lembaga-lembaga agar profesionalitas, netralitas, kerangka reformasi keamanan dan kerangka demokratisasi. Dan itu selalu menjadi pesan-pesan utama Presiden,” kata Andi.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan memiliki data intelijen soal arah partai politik. Hal itu diungkapannya pada acara rapat kerja nasional (rakernas) relawan Seknas (Sekretariat Nasional) Jokowi di Hotel Salak, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (16/9).

Kemudian Jokowi mengatakan tahu isi dalamnya partai politik saat ini seperti apa, karena informasi  yang diterimanya sangat lengkap. Jokowi mendapatkan informasi partai-partai itu dari laporan intelijen dan lembaga intelijen.

“Informasi yang saya terima komplet dari intelijen saya ada BIN, dari intelijen di Polri ada, dari intelijen TNI saya punya BAIS dan informasi-informasi di luar itu, angka data, survei semuanya ada. Saya pegang semua dan itu hanya miliknya presiden karena langsung, langsung ke saya,” ucap Presiden. (Red/RJ)

Pos terkait