Kapolri Nilai Perang Israel-Palestina Bangkitkan Teroris, Kandidat Ketum PBHMI: Logika Berpikir yang Sesat dan Bahaya

Menurut Yaser, Klaim Kapolri soal benih teroris yang didasarkan pada penangkapan 59 orang terduga teroris oleh densus 88 merupakan pembenaran yang subjektif dan terlalu cepat dalam mengambil kesimpulan.

 

REDAKSI JAKARTA – Bakal kandidat Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PBHMI), Yaser Hatim mengkritik tajam pernyataan Kapolri soal perang Israel-Palestina bangkitkan sel telur teoris di Indonesia.

“Logika berpikir Kapolri sesat dan berbahaya, bisa memantik sentimen negatif dan membangkitkan islamofobia menjelang Pilpres dan Pemilu serentak pada 2024 mendatang,” katanya kepada wartawan di Jakarta, Rabu, (01/11/23).

Bacaan Lainnya

Menurut Yaser, Klaim Kapolri soal benih teroris yang didasarkan pada penangkapan 59 orang terduga teroris oleh densus 88 merupakan pembenaran yang subjektif dan terlalu cepat dalam mengambil kesimpulan.

“Dampak dari pernyataan tersebut bisa mengubah pola pikir dan tindak tanduk anak buahnya dalam mengamankan jalannya pilpres dan pemilu 2024. label teroris Halnya hanya bisa ditafsirkan bahwa subjek dan objek perusak demokrasi mengerucut pada umat Islam di Indonesia, dan jangan sampai nanti anak buah Kapolri berfikir dan menafsirkan orang2 yang identik dengan teroris, seperti berjenggot, memakai celana cungkring dan rajin ibadah menjadi target dan objek pengamanan pemilu,” ujarnya.

Pernyataan Kapolri tersebut diungkapkan dihadapan kepala satuan wilayah dan petinggi utama polri dalam rangka pengamanan pemilu dan ditengah memanasnya suhu politik dinasti dan netralitas POLRI pada pesta demokrasi di Indonesia.

Aktivis HMI ini juga mengingatkan bahwa
Negara Indonesia wajib menentang penjajahan dan penindasan terhadap bangsa, negara dan manusia diatas muka bumi sesuai amanat Konstitusi UUD 1945.

“Tentunya, penyataan Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo sudah tidak sejalan dengan amanat konstitusi UUD 1945 dan bahkan menjadikan perang israel-palestina sebagai dasar kebangkitan sel-sel teroris di Indonesia menjelang pilpres dan pemilu serentak. Seharusnya Kapolri Jend.Lystio Sigit Prabowo sebagai Kapolri bisa mengeluarkan pernyataan yang menyejukkan dan mendamaikan bukan malah mengeluarkan pernyataan kontroversial dan tendensi pada kelompok tertentu dihadapan anak buahnya,” paparnya.

Dalam rangka pengamanan pemilu, Yaser juga mengingatkan bahwa tugas Kapolri harus mengarahkan anak buahnya untuk mengamankan jalur distribusi surat suara, memastikan dan menjamin pelaksanaan pemilu berjalan lancar, membaur dengan masyarakat untuk mencairkan suasana dan meredupkan ketegangan politik dan sebagainya.

“Kapolri jangan membangun pola pikir yang seolah-olah perhelatan demokrasi 2024 tegang dan terancam akibat perang Israel – palestina yang membangkitkan sel-sel telur teroris di Indonesia, karena tugas Kapolri sudah diatur sedemikian rupa oleh undang-undang,” jelasnya.

Berdasarkan alasan-alasan tersebut, Yaser mendesak Kapolri untuk meminta maaf pada bangsa, negara dan umat Islam atas pernyataannya.

“Selain tuntutan maaf, Kami meminta Kapolri untuk membangun narasi yang positif yang tidak kontroversial apalagi tendensius terutama dihadapan anak buahnya dan dihadapan publik dalam pengamanan demokrasi tahun 2024,” tutupnya.

Pos terkait