Uhamka Gelar Webinar Nasional, Bangun Ekosistem Wirausaha yang Tangguh di Tengah Kebijakan Sosial Ekonomi Hijau

Uhamka Gelar Webinar Nasional, Bangun Ekosistem Wirausaha yang Tangguh di Tengah Kebijakan Sosial Ekonomi Hijau.

REDAKSIJAKARTA.COM – Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA (Uhamka) gelar Webinar Nasional dengan mengusung tema ‘Membangun Ekosistem Wirausaha yang Tangguh di Tengah Kebijakan Sosial Ekonomi Hijau’ melalui zoom meeting, Senin (18/12/2023).

Dalam webinar tersebut dibuka langsung oleh Dekan FISIP Uhamka Jakarta, Dra. Tellys Corliana, M.Hum. Dalam sambutannya, dia memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan Webinar in terutama kepada Konsulat Jenderal RI di Malaysia yang berkenan memberikan ilmu dan gagasannya.

“Kegiatan Webinar nasional ini bertujuan untuk merinci langkah-langkah strategis yang dapat diambil oleh komunitas wirausaha untuk merespon dengan efektif terhadap era kebijakan ekonomi hijau dan sosial,” ujar Tellys Corliana.

Selanjutnya, Narasumber pada Webinar Nasional tersebut, Dr Heri Solehudin dalam paparannya menyebutkan bahwa setidaknya ada lima hal penting yang harus diperhatikan dalam membangun ekosistem wirausaha yang kuat di era kebijakan ekonomi hijau dan sosial saat ini.

Bacaan Lainnya

“Pertama keberlanjutan sebagai landasan utama. Pentingnya integrasi prinsip-prinsip keberlanjutan dalam ekosistem wirausaha tidak dapat diabaikan. Pelaku bisnis diharapkan untuk mengadopsi model bisnis yang ramah lingkungan dan sosial,” ujar Heri Solehudin.

Kedua, lanjut Heri, Keterlibatan Pemerintah dan insentif ekonomi. Pemerintah memiliki peran sentral dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan wirausaha berkelanjutan. Melalui kebijakan ekonomi hijau dan sosial, pemerintah dapat memberikan insentif dan dukungan keuangan kepada usaha-usaha yang mengadopsi praktik-praktik berkelanjutan.

“Ketiga kolaborasi antara pemangku kepentingan. Kolaborasi menjadi kunci dalam membangun ekosistem wirausaha yang kuat. Pelaku bisnis, pemerintah, akademisi, dan masyarakat sipil perlu bekerja sama untuk menciptakan jaringan dan kerangka kerja yang mendukung pertukaran ide, inovasi, dan peluang bisnis,” tutur Heri.

Keempat, Kata Heri, Pendidikan dan pengembangan keterampilan. Pendidikan dan pengembangan keterampilan menjadi pondasi penting dalam membentuk ekosistem wirausaha yang berkualitas.

“Kelima inovasi teknologi sebagai pendorong utama. Teknologi memiliki peran besar dalam mempercepat pembangunan ekosistem wirausaha yang berkelanjutan. Inovasi teknologi dapat membuka pintu bagi solusi yang efektif dalam memecahkan masalah lingkungan dan sosial,” jelas Heri.

Sementara itu, Sigit Suryantoro Widiyanto, Konsul Jenderal RI di Johor Bahru dalam pemaparannya menyampaikan 6 domain ekosistem kewirausahaan menurut Isenberg’s Model yaitu pasar, kebijakan, sumber daya manusia, dukungan pemerintah, akses ke keuangan, serta budaya.

Lebih lanjut, Sigit menyampaikan bahwa setiap ekosistem muncul di bawah kondisi dan situasi yang unik. Oleh karena itu, terlebih dahulu penting untuk memastikan aktor dan faktor apa saja yang terlibat dalam ekosistem kewirausahaan suatu daerah.

“Potensi industri kreatif tentunya harus terus dikembangkan mengingat lingkungan bisnis yang dinamis dan terus berubah. Untuk dapat menciptakan sebuah lingkungan usaha yang kondusif yang dapat mendorong keunggulan daya saing yang berkelanjutan dibutuhkan kerjasama dan kolaborasi dari semua pihak yang terlibat dalam industri tersebut,” tutur Sigit.

Tidak hanya pelaku usaha industri, kata Sigit, tetapi juga pemerintah dan pihak-pihak lainnya. Keterlibatan para aktor-aktor ini digambarkan dalam sebuah konsep yang dikenal dengan ekosistem kewirausahaan.

“Membangun ekosistem wirausaha yang kuat di era kebijakan ekonomi hijau dan sosial membutuhkan komitmen bersama untuk menghadapi tantangan-tantangan global. Dengan kolaborasi, inovasi, dan pendidikan yang terarah, masyarakat dapat menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif,” pungkasnya.

 

Pos terkait