AMMI Apresiasi Langkah Kaops NCS Polri yang Berkunjung Ke Tiga Tokoh Lintas Agama

Ketua Umum Koornas AMMI Fauzan Ohorella dan Wakabareskrim Polri Irjen Asep Edi Suheri. (dok pribadi)

REDAKSI JAKARTA – Aspirasi Milenial Maluku Indonesia (AMMI) memberikan apresiasi atas langkah Kepala Operasi Nusantara Cooling System (Kaops NCS) Irjen Asep Edi Suheri dalam kunjungannya hari ini ke tiga tokoh lintas agama. Hal itu untuk mewujudkan pesta demokrasi yang aman dan damai tanpa perpecahan.

“Kami menilai bahwa langkah Kaops NCS Polri patut di apresiasi. Sebab hal itu adalah upaya preemtif dan preventif polri dalam menjaga pesta demokrasi yang tinggal beberapa hari ini, agar tetap aman dan damai tanpa perpecahan.” Ujar Fauzan Ohorella Ketua Umum AMMI

Untuk di ketahui Irjen Asep menyambangi tiga tokoh lintas agama, yakni Ustaz Adi Hidayat (UAH), Ketua Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), dan Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Pendeta Gomar Gultom. Irjen Asep mengajak masyarakat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Selain itu, ia juga memberikan imbauan untuk menghindari polarisasi yang menggunakan isu SARA.

Kunjungan pertama Kaops NCS ke Kantor Quantum Akhyar Institute (QAI) di Kota Bekasi Jawa Barat, Senin (22/1/2024). Jenderal bintang dua yang menjabat Wakabareskrim bersilaturahmi dengan pendiri QAI, Ustaz Adi Hidayat.

Bacaan Lainnya

Asep menyampaikan maksud dan tujuan Operasi NCS kepada UAH. Ia mengatakan operasi ini membawa pesan untuk menjaga keamanan dan ketertiban sebagai upaya preemtif dan preventif. Polri berharap pelaksanaan pemilu bisa berjalan aman dan damai.

“Alhamdulillah, ustaz Adi Hidayat mendukung Polri dalam Operasi Nusantara Cooling System. Beliau mengatakan bahwa tugas Polri dalam mewujudkan keamanan dan kedamaian sesuai dengan peran ulama dalam memberikan kedamaian, ketentraman dan keteguhan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata Irjen Asep dalam keterangan tertulis, Senin (22/1/2024).

Sebagai penutup, pendiri Aliansi Mahasiswa Muslim Maluku Jakarta itu juga menambahkan, bahwa pesta demokrasi 5 tahunan ini harus di maknai sebagai kontestasi yang senantiasa kedepankan rasa damai dan suka cita. Sehingga persoalan perbedaan pendapat dan pilihan calon tidak mengganggu transisi kepemimpinan berikutnya.

“Kita harus maknai pesta demokrasi ini secara damai dan suka cita, agar Pemilu 2024 yang tinggal beberapa hari ini dapat melahirkan pemimpin yang dapat melanjutkan visi-misi Indonesia kedepan. Jangan sampai karena perbedaan pilihan, akhirnya kita malah menjadi pemantik bagi perpecahan bangsa kita sendiri”{.}

Pos terkait