REDAKSI JAKARTA – BRIN mengingatkan, pentingnya meciptakan mitigasi untuk dunia pertanian Indonesia di tengah ancaman perubahan iklim. Karena, terkadang prediksi-prediksi tentang iklim, beberapa kali meleset dari perhitungan.
“Prediksi bisa dilakukan meskipun kadang tidak tepat, pada tahun 2022 diprediksikan el nino, padahal tidak. Akan tetapi, prediksi semakin akurat karena teknologi serta satelit,” kata Pusat Riset Tanaman Pangan BRIN Yudhistira Nugraha saat berbincang dengan Pro3 RRI, Selasa (5/3/2024).
Segala sesuatu langkah antisipasi terkait persoalan pangan, Yudhistira menegaskan, harus bisa dipersiapkan secara matang. Ketika adanya prediksi musim kemarau panjang, nantinya para petani sudah siap menanam varietas yang umurnya genjah (cepat berbuah).
“Kalau padi dipilih yang umurnya genjah atau mengganti komoditas yang tidak banyak butuh air. Bisa juga menggunakan budidaya yang hemat air, seperti irigasi berselang atau intermitten irrigation,” ucapnya.
Oleh sebab itu, Yudhistira menekankan, sistem mitigasi sudah selayaknya disiapkan jauh-jauh hari. Terutama, dalam menciptakan early warning system yang harus terimplikasi pada petani di Indonesia.
“Harus ada sosialisasi dari pemerintah ketika diprediksi bahwa akan ada perubahan hidrologi akibat dari perubahan iklim. Itu yang perlu disiapkan oleh para petani,” ujarnya.
