REDAKSI JAKARTA – Umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, bersiap menyambut pelaksanaan ibadah puasa Tasua dan Asyura, yang jatuh pada tanggal 9 dan 10 Muharram dalam kalender Hijriyah. Tahun ini, puasa Tasua diperkirakan jatuh pada hari Kamis, 28 Juli 2024, sedangkan puasa Asyura pada hari Jumat, 29 Juli 2024.
Puasa Tasua dan Asyura: Makna dan Keutamaan
Puasa Tasua (9 Muharram) dan Asyura (10 Muharram) memiliki makna dan keutamaan yang mendalam dalam tradisi Islam. Puasa Asyura dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW untuk memperingati peristiwa penyelamatan Nabi Musa dan Bani Israel dari penindasan Firaun. Selain itu, hari Asyura juga diingat sebagai hari peristiwa tragis di Karbala, di mana cucu Nabi Muhammad SAW, Imam Husain, gugur bersama pengikutnya.
Sementara itu, puasa Tasua merupakan puasa sunnah yang dilakukan pada hari sebelum Asyura. Nabi Muhammad SAW menganjurkan umatnya untuk juga berpuasa pada tanggal 9 Muharram sebagai bentuk pembeda dari tradisi kaum Yahudi yang hanya berpuasa pada tanggal 10 Muharram.
Himbauan dari Kementerian Agama RI
Kementerian Agama Republik Indonesia mengimbau seluruh umat Islam untuk menjalankan ibadah puasa Tasua dan Asyura. Menteri Agama menekankan pentingnya puasa ini sebagai salah satu bentuk penguatan iman dan refleksi atas perjuangan para nabi dan tokoh Islam terdahulu.
Selain menjalankan ibadah puasa, umat Islam juga diajak untuk meningkatkan amal ibadah lainnya seperti berzikir, berdoa, dan bersedekah. Kementerian Agama juga mendorong masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan sosial dan keagamaan yang diselenggarakan oleh masjid dan lembaga keagamaan setempat.
Pentingnya Menjaga Kerukunan dan Persaudaraan
Para ulama dan tokoh agama mengajak seluruh umat Islam untuk mempererat tali silaturahmi dan menjaga kerukunan antarumat beragama. Mereka berharap bahwa semangat Tasua dan Asyura dapat menjadi momentum untuk memperkuat persaudaraan dan kebersamaan di tengah-tengah masyarakat.
Di berbagai daerah di Indonesia, puasa Tasua dan Asyura juga diwarnai dengan tradisi-tradisi lokal yang unik. Misalnya, di Aceh, masyarakat menggelar kenduri Asyura dengan menyajikan makanan khas dan berkumpul bersama keluarga dan tetangga.
