DPP Al-Mulk Ajak Mahasiswa dan Milenial Maluku, Fauzan Ohorella: Lawan Kriminalisasi Terhadap Tokoh Maluku, Hi. Umar Key

REDAKSI JAKARTA – Dewan Pimpinan Pusat Aliansi Mahasiswa Muslim Maluku (DPP Al-Mulk) mengajak seluruh mahasiswa dan milenial asal Maluku untuk melawan upaya kriminalisasi terhadap tokoh Maluku, Hi. Umar Ohoitenan, S.H atau yang dikenal sebagai Hi. Umar Key. Menurut Ketua Umum DPP Al-Mulk, Fauzan Ohorella, tindakan kriminalisasi tersebut disinyalir dilakukan oleh kelompok tertentu yang berkedok sebagai bagian dari organisasi Kamar Dagang Indonesia (KADIN).

Fauzan menyampaikan bahwa tuduhan yang dialamatkan kepada Hi. Umar Key berawal dari kesalahpahaman terkait bentrokan yang terjadi di Menara KADIN. Ia menegaskan bahwa kasus tersebut sudah direncanakan melalui skenario yang dibuat oleh pihak tertentu.

“Kita adalah negara hukum, dan semua persoalan harus diselesaikan secara hukum. Namun di lapangan, faktanya berbeda. Saudara Arif Rahman (Stafsus Ketua Umum KADIN, Arsjad Rasjid) justru menggunakan kekuatan kelompok untuk menyelesaikan konflik di dalam organisasi KADIN,” ungkap Fauzan Ohorella dalam keterangan resminya. (25/09).

Lebih lanjut, Fauzan menjelaskan bahwa kehadiran Hi. Umar Key di Menara KADIN bertujuan sebagai mediator untuk mencari solusi atas konflik antara KADIN dan pihak outsourcing yang menaungi para pekerja dari Indonesia Timur. Namun, niat baik ini ditafsirkan keliru oleh kelompok yang dipimpin oleh Arif Rahman.

Bacaan Lainnya

“Hi. Umar Key datang untuk mediasi, bahkan membawa istri dan anaknya yang masih balita. Ini menunjukkan bahwa kehadirannya tidak punya maksud lain selain mencari solusi bagi saudara-saudara dari Timur dan pihak outsourcing. Anehnya, Arif Rahman justru bereaksi keras dan memanggil kelompok dari Timur lainnya untuk menimbulkan kericuhan,” tambah Fauzan.

Sebagai aktivis mahasiswa yang dekat dengan kawan-kawan dari SAPMA Pemuda Pancasila, Fauzan menyesalkan keterlibatan orang luar dalam konflik internal KADIN. Menurutnya, sangat disayangkan jika organisasi luar, termasuk preman, dilibatkan dalam upaya penyelesaian masalah.

“Ini agak aneh. Jika Arif Rahman merasa Bang Umar Key yang memicu masalah, lalu siapa yang dibawa oleh Arif Rahman ke Menara KADIN? Apakah itu preman atau bukan? Saya juga sangat menyayangkan jika konflik internal ini justru melibatkan organisasi Pemuda Pancasila,” tegasnya.

Fauzan juga mengecam keras berbagai komentar yang bertujuan menyudutkan sesama orang Maluku atau Indonesia Timur. Ia menyoroti bahwa beberapa senior dari Indonesia Timur kerap kali menggadaikan jati diri demi kepentingan pribadi.

“Ada beberapa senior yang tidak tahu persoalan, tapi mereka membuat tulisan seolah-olah berada di tempat kejadian. Ini sangat berbahaya, karena akhirnya jati diri ke-Maluku-an kita tergadaikan demi kepentingan pribadi,” lanjutnya.

Di akhir pernyataannya, Fauzan mengajak mahasiswa dan milenial asal Maluku serta Indonesia Timur untuk tidak terprovokasi oleh pemberitaan yang sengaja diarahkan untuk merusak reputasi tokoh-tokoh seperti Hi. Umar Key.

“Intinya, kita sebagai mahasiswa dan milenial Maluku atau Indonesia Timur tidak boleh diadu-domba oleh orang luar yang tidak ada kaitan darah dengan kita,” tutup Fauzan.

 

Pos terkait